Cherreads

Chapter 16 - Arga Sakit, Dunia Berguncang

Keseimbangan rapuh yang telah dicapai di Embrio, dengan kepemimpinan bijaksana Kael dan kemajuan Ilmu Kimia Mikro di bawah Elara, tiba-tiba diuji oleh sebuah ancaman yang jauh lebih besar dan lebih tak terduga daripada Makrofag atau Moss Hijau. Ancaman ini datang dari sumber yang paling mendasar dan tak terelakkan: Arga sendiri.

Selama beberapa siklus pencernaan Arga (yang telah mereka jadikan sebagai ukuran minggu), ada perubahan halus namun mengkhawatirkan di seluruh Argaterra. "Suara dari Langit"—yang diinterpretasikan oleh Neuronites sebagai "Grand Impulse" dari Yang Maha Ada—menjadi lebih tidak menentu. Getaran-getaran yang dulunya memiliki ritme yang dapat diprediksi kini menjadi sporadis, terkadang keras dan tajam, terkadang menghilang sama sekali untuk waktu yang lama. "Bisikan Jiwa" yang biasanya hanya berupa emosi samar kini kadang-kadang berupa gelombang rasa sakit yang begitu intens, membuat para Pulmolites meringkuk, merasakan penderitaan yang bukan milik mereka.

Aliran nutrisi di pembuluh darah juga terganggu. "Mata air" glukosa di Jaring Pengumpul Nutrisi mulai mengering lebih sering, dan konsentrasi Pati Energi di plasma darah menurun drastis. Gudang Pusat, yang dulunya selalu penuh, kini mulai menunjukkan kekosongan yang mengkhawatirkan. Kelangkaan adalah ancaman yang jauh lebih menakutkan daripada Makrofag yang sesekali.

Dewan Mikro segera mengadakan pertemuan darurat di Aula Refleksi. Suasana dipenuhi kekhawatiran yang tegang. "Sumber daya menipis," lapor Penjaga Gudang, suaranya dipenuhi ketidakpastian. "Glukosa tidak datang seperti biasanya. Dan aliran Pati Energi... itu hampir tidak ada."

Para Pengawas juga melaporkan hal yang aneh. "Makrofag tampaknya lebih sedikit, tetapi mereka juga tampak lebih lemah, atau bergerak lebih lambat," kata salah satu Pengawas. "Ada keanehan di mana-mana."

Neural, sang Neuronite yang diundang ke dewan, datang dengan berita yang paling mengkhawatirkan. "Yang Maha Ada... Dia sakit," katanya, suaranya pelan, seolah takut mengganggu keheningan yang menyelimuti seluruh sistem. "Grand Impulse-Nya kacau balau. Ada bagian-bagian dari Jaringan Saraf yang mati, tidak lagi mengirimkan sinyal. Saya merasakan... penurunan energi vital yang drastis."

Inilah kebenaran yang mengerikan: Arga, inang mereka, "dewa" mereka, sedang sekarat karena kanker yang menggerogotinya. Apa yang bagi Arga adalah penurunan fungsi organ dan penyebaran sel-sel jahat, bagi mikro-humanoid adalah "Penyakit Agung" yang menimpa dunia mereka. Sebuah bencana kosmik yang tak terhindarkan.

Kael mendengarkan dengan raut wajah muram. Intuisi yang ia peroleh dari kontak dengan Batu Dunia berbisik bahwa ini adalah ujian terbesar mereka. "Jika Yang Maha Ada melemah, maka Argaterra akan melemah juga," Kael menyimpulkan. "Kita tidak hanya menghadapi kelangkaan, kita menghadapi kehancuran dunia itu sendiri."

Dewan Mikro berdiskusi dengan panik. Apa yang bisa mereka lakukan? Bagaimana mereka bisa melawan penyakit dari Yang Maha Ada? Mereka adalah makhluk mikroskopis, terlalu kecil untuk memengaruhi perubahan dalam skala Arga.

Elara mengusulkan sebuah rencana yang berani. "Jika glukosa dan Pati Energi tidak datang dari luar, kita harus mencari sumber yang ada di dalam Argaterra itu sendiri. Mungkin ada 'cadangan' yang belum kita temukan. Kita harus mencari Sumber Kehidupan Cadangan."

Lira dengan sukarela menawarkan diri untuk memimpin ekspedisi baru, kali ini dengan misi yang lebih putus asa: menemukan sumber nutrisi alternatif di area-area Argaterra yang belum pernah mereka jelajahi. "Mungkin di Hati, atau di sumsum tulang," katanya. "Kita harus mencari, tidak peduli seberapa jauh atau berbahaya."

Sementara itu, di dalam koloni Embrio, berita tentang "Penyakit Agung" ini menyebar dengan cepat. Kepanikan mulai merajalela. Beberapa Pulmolites yang lebih penakut mulai mengumpulkan Pati Energi yang mereka miliki secara sembunyi-sembunyi, menimbunnya, melanggar Hukum Glukosa. Kepercayaan komunitas mulai retak di bawah tekanan kelangsungan hidup.

Joric, yang dulunya impulsif, kini telah belajar dari kesalahannya. Ia mengamati kekacauan itu dan menyadari bahwa krisis ini membutuhkan persatuan. "Saudara-saudariku!" ia berteriak, suaranya resonan di Aula Refleksi yang dipenuhi kegelisahan. "Kita telah melewati Gempa Hebat! Kita telah mengalahkan Makrofag! Kita tidak akan menyerah pada Penyakit Agung! Kita harus saling mendukung, seperti yang diajarkan Kael dan Dewan!"

Kata-kata Joric, yang sebelumnya adalah pembangkang, memiliki bobot yang kuat. Itu adalah seruan untuk persatuan. Kael dan Elara mengambil kesempatan ini untuk menguatkan moral. Mereka mengorganisir "Siklus Pembagian Darurat," di mana Pati Energi yang tersisa dibagi dengan sangat hati-hati, memastikan tidak ada yang kelaparan total.

Pada saat yang sama, tim Ilmu Kimia Mikro Elara bekerja tanpa henti. Mereka mencoba menemukan cara untuk "memurnikan" Pati Energi yang ada agar lebih efisien, atau bahkan mencari alternatif dari jenis molekul lain yang bisa diubah menjadi energi. Mereka meneliti sisa-sisa sel mati yang kadang masih mengandung sedikit energi, mencoba mengekstraknya.

Krisis ini membawa peradaban mikro-humanoid ke ambang kehancuran, tetapi juga memicu evolusi adaptasi yang baru. Mereka belajar tentang ketahanan, tentang pentingnya persatuan di masa-masa sulit, dan tentang ketergantungan mutlak mereka pada "Yang Maha Ada". "Penyakit Agung" ini adalah pengingat yang mengerikan bahwa nasib Argaterra sepenuhnya terikat pada nasib Arga. Ini adalah momen yang mendefinisikan, memaksa mereka untuk menghadapi mortalitas inang mereka, dan pada akhirnya, mortalitas mereka sendiri. Dunia mereka berguncang, tetapi dengan itu, muncul pula semangat baru untuk beradaptasi dan mencari jalan keluar, tak peduli seberapa tipis harapan itu.

More Chapters