Cherreads

Chapter 19 - Memahami Kegelapan yang Menggerogoti

Krisis "Penyakit Agung" yang menimpa Arga Sang Pencipta semakin memburuk. Meskipun iman dan seni telah menguatkan jiwa para Pulmolites di Embrio, kenyataan pahit tetap tak terhindarkan: aliran Pati Energi semakin langka, dan "Suara dari Langit" yang dipancarkan oleh Arga kini lebih sering berupa jeritan rasa sakit yang menusuk. Dewan Mikro, yang dipimpin oleh Kael dan dibantu oleh kebijaksanaan Elara serta wawasan spiritual Rilith, tahu bahwa mereka tidak bisa lagi hanya berdoa dan berharap. Mereka harus mencari solusi, pemahaman, bahkan jika itu berarti menghadapi ancaman paling gelap di Argaterra.

Neural, sang Neuronite, yang kepekaannya terhadap "Grand Impulse" terus memberikan wawasan mengerikan, membawa kabar yang paling meresahkan. "Ada bagian-bagian dari Jaringan Saraf yang tidak hanya mati, tetapi juga... terkontaminasi," bisiknya, matanya yang bercahaya memancarkan ketakutan. "Sinyal yang datang dari area itu adalah kebalikan dari kehidupan. Mereka adalah kekacauan. Mereka adalah Kegelapan yang Menggerogoti yang dilihat Rilith dalam penglihatannya."

Inilah untuk pertama kalinya mikro-humanoid mulai memahami sifat asli kanker yang melanda Arga. Bukan hanya kerusakan organ biasa, tetapi entitas asing yang mengambil alih. Neural mencoba menjelaskan apa yang ia rasakan: sebuah "pertumbuhan tanpa tujuan," sel-sel yang tidak memiliki "Grand Impulse" yang teratur, melainkan hanya dorongan egois untuk berkembang biak dan menghancurkan.

Kael mendengarkan dengan seksama. Intuisi yang ia peroleh dari Batu Dunia memberinya firasat bahwa ini adalah ancaman utama. "Kita harus memahami Kegelapan ini," kata Kael dengan tekad, meskipun ada rasa takut dalam suaranya. "Kita tidak bisa melawannya tanpa tahu bagaimana ia bekerja. Elara, bisakah Ilmu Kimia Mikro kita mengidentifikasi sifatnya?"

Elara, yang telah bekerja tanpa henti untuk mencari sumber Pati Energi alternatif, mengangguk dengan serius. "Saya bisa mencoba. Jika kita bisa mendapatkan sampel dari 'Kegelapan yang Menggerogoti' itu, mungkin kita bisa mempelajari komposisinya, dan mencari titik lemahnya. Atau setidaknya, cara untuk menghindarinya."

Misi untuk mendapatkan sampel dari sel kanker Arga, yang bagi mereka adalah "Fragmen Kegelapan", adalah misi yang paling berbahaya yang pernah dilakukan. Wilayah-wilayah di mana Kegelapan yang Menggerogoti tumbuh adalah tempat-tempat di mana aliran darah sangat kacau, oksigen rendah, dan Makrofag terkadang muncul dalam jumlah yang gila-gilaan, berjuang dalam pertempuran putus asa melawan invasi kanker.

Lira, sang penjelajah tak kenal takut, mengajukan diri untuk memimpin ekspedisi ini. "Jika ada yang bisa sampai ke sana dan kembali, itu adalah aku," katanya dengan nada penuh tekad. Titus, sang ahli ketahanan, ikut serta, bersama beberapa "Pembawa Cahaya" yang paling berani, yang dilatih untuk bergerak cepat dan tidak menarik perhatian. Neural juga mendesak untuk ikut, merasa bahwa kehadirannya bisa memberikan wawasan penting di medan pertempuran saraf.

Perjalanan mereka adalah kengerian yang tak terbayangkan. Mereka harus bergerak melalui "sungai" darah yang gelap, di mana "kapal" sel darah merah sering berbenturan dengan "pulau-pulau" jaringan yang aneh dan busuk—sel-sel kanker yang tidak teratur. Udara terasa berat, dan "Bisikan Jiwa" dari Arga di area ini adalah jeritan pilu yang membuat mereka nyaris gila. Makrofag yang mereka temui bukan lagi predator tunggal, melainkan prajurit yang putus asa, melemparkan diri mereka ke dalam massa Kegelapan yang Menggerogoti dalam upaya bunuh diri yang sia-sia, tubuh mereka larut dalam prosesnya.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah area yang paling mengerikan: sebuah "Hutan Busuk" dari sel-sel kanker yang berkembang biak dengan cepat. Bentuknya tidak teratur, warnanya gelap, dan memancarkan energi yang "tidak selaras" dengan irama Argaterra yang normal. Di sana-sini, mereka melihat sisa-sisa Pulmolites dan Hepatari yang berani, terlarut atau terjebak dalam massa itu.

"Ini dia," bisik Lira, gemetar meskipun ia berusaha keras menyembunyikannya. "Ini adalah inti dari Kegelapan."

Neural mendekat dengan hati-hati, matanya memancarkan cahaya redup saat ia mencoba merasakan "Grand Impulse" dari sel-sel kanker. "Tidak ada pola... tidak ada tujuan selain kehancuran," ia melaporkan, suaranya dipenuhi kengerian. "Mereka hanya... mengambil. Mengambil tanpa memberi."

Titus dengan berani maju, menggunakan alat pengikis yang telah dimodifikasi oleh Elara. Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, ia berhasil mengambil beberapa "Fragmen Kegelapan"—bagian kecil dari sel kanker—dan menyimpannya dalam wadah khusus yang diolah dengan Jaring Penolak, untuk mencegahnya menyebar. Saat mereka melakukan itu, sebuah gelombang Makrofag besar muncul dari dalam Hutan Busuk, seolah merasakan invasi. Mereka harus melarikan diri dengan kecepatan tinggi, meninggalkan beberapa jejak di belakang mereka.

Perjalanan pulang adalah balapan melawan waktu dan rasa takut. Mereka tiba kembali di Embrio dalam keadaan kelelahan total, namun dengan kemenangan yang tak ternilai: Fragmen Kegelapan.

Elara dan tim Ilmu Kimia Mikro segera mengisolasi sampel-sampel itu di sebuah area khusus. Pengamatan awal mereka menunjukkan bahwa sel-sel Kegelapan itu mengkonsumsi Pati Energi dengan kecepatan yang luar biasa, jauh lebih cepat daripada sel normal atau bahkan Moss Hijau. Mereka juga menghasilkan zat-zat sampingan yang merusak, yang perlahan-lahan mengikis dinding pembuluh darah.

"Mereka adalah parasit sejati," Elara menyimpulkan dengan muram. "Mereka tidak berkontribusi pada siklus Argaterra. Mereka hanya mengambil."

Penemuan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang "Penyakit Agung". Kanker bukanlah kutukan ilahi, melainkan sebuah entitas biologis yang rakus dan merusak. Pemahaman ini, meskipun menakutkan, juga memberdayakan. Jika itu adalah makhluk biologis, maka ada kemungkinan untuk melawan, atau setidaknya untuk beradaptasi.

Dewan Mikro, yang telah mendengarkan laporan Lira dan Elara, kini menghadapi tantangan terbesar mereka. Mereka tidak bisa menyembuhkan Arga Sang Pencipta dari Kegelapan yang Menggerogoti, itu di luar kemampuan mereka. Tetapi mereka sekarang memahami musuh mereka. Pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana mereka akan hidup berdampingan dengan musuh yang tidak terlihat ini, yang perlahan tapi pasti mengikis dunia mereka dari dalam? Dan apakah ada cara untuk memperlambat laju kehancurannya, demi kelangsungan hidup Argaterra?

More Chapters