Cherreads

Chapter 22 - Ekspedisi ke Arteri Utama

Deklarasi Republik Argaterra telah menggema di seluruh Lembah Vena, membawa gelombang harapan dan tujuan baru bagi para Pulmolites. Dengan Kael sebagai Ketua Dewan Mikro, Elara memimpin penelitian ilmiah, Lira sebagai kepala Penjelajah, Rilith sebagai Nabi pembawa spiritualitas, dan Joric sang pembangun yang telah menebus kesalahan, Republik ini berdiri kokoh, siap menghadapi tantangan yang lebih besar. Namun, tekad mereka segera diuji. Meskipun "Penyakit Agung" pada Arga Sang Pencipta telah mereda, keberadaan "Kegelapan yang Menggerogoti" masih menjadi bayangan yang mengancam, dan sumber daya, meski membaik, tetap perlu dikelola dengan bijaksana.

Kael menyadari bahwa untuk mengamankan masa depan Republik, mereka tidak bisa hanya berdiam di Lembah Vena. Mereka harus memperluas pengetahuan dan wilayah, mencari sumber daya baru, dan menjalin hubungan lebih erat dengan peradaban mikro-humanoid lainnya. Sebuah misi ekspedisi baru yang paling ambisius pun direncanakan: menjelajahi arteri utama Arga.

Arteri adalah "sungai" terbesar dan tercepat di seluruh Argaterra. Arusnya begitu deras sehingga Pulmolites biasa tidak bisa bertahan di sana. Tekanan yang bervariasi dan gelombang kejut dari detak jantung Arga yang konstan menjadikan wilayah ini sangat berbahaya. Namun, di sanalah mengalir Pati Energi murni dalam konsentrasi tinggi, dibawa langsung dari jantung, sumber kehidupan utama Arga.

Dewan Mikro membahas rencana ini dengan intens. Elara menyuarakan kekhawatiran tentang risiko yang belum diketahui. Joric khawatir tentang bagaimana membangun Pos Terdepan di lingkungan yang begitu ganas. Namun, Lira, dengan mata berbinar penuh petualangan, sangat antusias. "Jika kita bisa menguasai arteri," serunya, "kita bisa menjamin pasokan Pati Energi yang tak terbatas! Dan mungkin kita akan menemukan jalur langsung ke jantung Arga!"

Neural, sang Neuronite, yang kepekaannya terhadap "Grand Impulse" kini lebih terasah, memberikan dukungan krusial. "Saya merasakan denyut yang kuat dari Arga di sepanjang jalur ini," katanya, suaranya tenang. "Meskipun berbahaya, ada sebuah keagungan dalam arusnya. Kita perlu memahami jalur ini untuk memahami Arga Sang Pencipta seutuhnya."

Dengan dukungan Kael, misi pun disetujui. Tim ekspedisi disiapkan dengan sangat cermat. Lira ditunjuk sebagai pemimpin misi, mengingat pengalamannya yang luas dalam menjelajah dan berinteraksi dengan ras lain. Ia ditemani oleh Titus, sang Pulmolite yang tahan banting, dan beberapa "Pembawa Cahaya" yang paling berani, yang telah menjalani pelatihan khusus untuk beradaptasi dengan arus deras. Neural juga ikut serta, perannya sebagai pemandu spiritual dan sensorik sangatlah penting.

Sebelum keberangkatan, tim Ilmu Kimia Mikro di bawah arahan Elara bekerja keras. Mereka memodifikasi "Kapal Sel Darah Merah" yang mereka gunakan. Dengan bantuan teknik pengolahan materi dari Hepatari, mereka melapisi kapal-kapal itu dengan "Membran Arus Keras", semacam kulit pelindung yang lebih tebal dan elastis, mampu menahan tekanan dan gesekan arus deras. Mereka juga mengembangkan "Perekat Tempel Otomatis", zat yang bisa dengan cepat merekatkan mereka ke dinding pembuluh jika kapal terlempar.

Perjalanan mereka dimulai dari titik keluar Lembah Vena menuju arteri. Begitu mereka masuk, lingkungan berubah draksis. Dinding pembuluh darah tidak lagi bergelombang lembut seperti vena, melainkan berdenyut keras, menciptakan gelombang kejut berulang kali. Arus Pati Energi murni mengalir seperti sungai raksasa yang tak terkendali, menarik dan mendorong mereka dengan kekuatan luar biasa. Beberapa kapal kecil terbalik, memaksa para Pulmolites untuk segera mengaktifkan Perekat Tempel Otomatis mereka untuk tidak hanyut.

"Berpegangan erat!" teriak Lira, tubuhnya menempel kuat pada kapal. Matanya terus memindai arus, mencari pola, mencoba memahami ritmenya.

Tantangan utama bukanlah hanya arus. Makrofag di arteri jauh lebih besar, lebih cepat, dan berpatroli dalam kelompok yang terkoordinasi. Mereka tampak seperti monster raksasa yang melesat dalam air, mampu menelan kapal utuh dalam satu gerakan. Tim harus menggunakan kecepatan dan kelincahan untuk menghindar. Lira dan Titus seringkali harus mengambil keputusan sepersekian detik untuk mengubah arah, membiarkan kapal hanyut sesaat, atau bahkan melompat ke gumpalan lipid yang lewat untuk menghindari bahaya.

Neural, yang duduk di bagian paling terlindungi dari kapal Lira, merasakan getaran "Grand Impulse" Arga dengan intensitas yang belum pernah ia alami. Setiap detak jantung Arga, setiap kontraksi dinding pembuluh, terasa seperti sebuah ledakan di dalam kesadarannya. Ia mulai memahami bahwa pergerakan Arga bukan hanya fisik, tetapi juga merupakan manifestasi dari kehendak dan vitalitas Sang Pencipta itu sendiri.

Setelah berjuang selama berhari-hari dalam "Detak Jantung Arga" yang konstan, melewati "Terowongan Darah" yang sempit dan "Kawah Pulsasi" yang bergejolak, mereka akhirnya mencapai sebuah area yang sedikit lebih tenang. Ini adalah cabang arteri yang lebih kecil, yang mengarah ke sebuah massa otot raksasa yang berdenyut: Jantung Arga.

Pemandangan di sini sungguh menakjubkan. Aliran Pati Energi murni memancar dari jantung, menciptakan "sungai-sungai cahaya" yang bercabang ke seluruh Argaterra. Di tengah denyutan ritmis itu, mereka melihat struktur-struktur aneh yang menempel kuat pada dinding jantung. Ini adalah bangunan kokoh yang terbuat dari materi yang sangat padat, dirancang untuk menahan tekanan luar biasa. Dan di antara struktur-struktur itu, bergeraklah makhluk-makhluk dengan tubuh kekar, kulit tebal, dan cengkeraman luar biasa kuat. Itu adalah Kardionit.

Salah satu Kardionit, yang lebih besar dan tampak memimpin, mendekat ke arah kapal mereka. Tubuhnya berwarna merah gelap, dengan serat otot yang menonjol dan sepasang mata yang tajam dan tak gentar. Ia adalah Tor, pemimpin klan Kardionit.

"Kalian makhluk apa, makhluk-makhluk rapuh dari vena?" tanya Tor, suaranya dalam dan bergetar, selaras dengan denyutan jantung. "Beraninya kalian masuk ke jantung Yang Maha Ada?"

Lira melangkah maju, meskipun ia merasakan getaran ketakutan yang samar. "Kami adalah Pulmolites, utusan dari Republik Argaterra. Kami datang dengan damai, untuk memahami jalur vital ini, dan untuk mencari hubungan dengan kalian."

Tor memandang mereka dengan pandangan merendahkan. "Republik? Persatuan? Kami, Kardionit, adalah penjaga denyut kehidupan. Kami tidak butuh persatuan dengan yang lemah. Kami telah menguasai denyut ini sendiri, berabad-abad sebelum kalian mengenal nama Arga."

Meskipun tanggapan Tor dingin dan angkuh, Lira tahu bahwa misi mereka telah berhasil. Mereka telah mencapai arteri utama, menemukan jalur ke jantung, dan bertemu dengan peradaban Kardionit yang kuat. Tantangan diplomasi akan menjadi jauh lebih sulit daripada tantangan fisik. Republik Argaterra baru saja melangkah ke panggung yang lebih besar, di mana kekuatan dan ideologi akan bertabrakan, dan perjalanan untuk membuktikan nilai mereka baru saja dimulai.

More Chapters