Cherreads

Chapter 26 - Pergolakan Bawah Tanah: Pertemuan dengan Limfonit

Setelah wahyu dari Jaringan Saraf Pusat yang memperluas pemahaman mereka tentang Arga Sang Pencipta, fokus Republik Argaterra kembali ke kebutuhan praktis akan sumber daya dan sekutu. Kael dan Dewan Mikro mengetahui bahwa untuk menjaga stabilitas di tengah ambisi Kardionit dan potensi ancaman yang tak terlihat, mereka harus terus mencari aliansi dan memahami setiap sudut Argaterra. Misi berikutnya membawa mereka ke wilayah yang lebih tersembunyi dan penuh bahaya: kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening, bagi mikro-humanoid, adalah serangkaian "Gua Getah Bening" yang gelap, lembap, dan seringkali dipenuhi oleh sisa-sisa sel mati atau partikel asing yang telah "disaring" oleh sistem kekebalan Arga. Mereka adalah pos terdepan pertahanan Arga, tempat Makrofag dan jenis sel imun lainnya berpatroli dengan lebih intens. Namun, rumor mengatakan bahwa di kedalaman gua-gua ini, ada ras lain yang telah beradaptasi dengan lingkungan yang keras: Limfonit.

Elara, sang ilmuwan, sangat tertarik pada kelenjar getah bening. "Ini adalah pusat penyaringan Arga," jelasnya kepada Dewan. "Jika kita bisa memahami bagaimana mereka berfungsi, kita mungkin bisa menemukan cara untuk membersihkan 'Kegelapan yang Menggerogoti' secara lebih efisien, atau bahkan melindungi diri kita dari infeksi yang akan datang."

Lira, yang memimpin ekspedisi ini, memilih timnya dengan hati-hati. Ia memilih Pulmolites yang paling lincah dan mampu bergerak diam-diam, karena di sinilah aktivitas Makrofag sangat tinggi. Titus juga ikut, kemampuannya bertahan dalam situasi sulit selalu menjadi aset. Neural tidak ikut kali ini, karena jaringannya lebih fokus pada impuls saraf daripada lingkungan cairan.

Perjalanan ke Gua Getah Bening adalah pengalaman yang mencekam. Mereka harus menavigasi melalui "sungai" limfa yang keruh, yang jauh lebih lambat dan lengket daripada darah. Dinding gua terasa licin dan gelap, seringkali dipenuhi gumpalan-gumpalan "debris" —sel mati, fragmen virus, dan sisa-sisa bakteri. Aroma yang aneh, campuran bau busuk dan antiseptik, memenuhi udara.

"Ini seperti kuburan hidup," bisik salah satu Pulmolite, merinding.

Memang, Makrofag di sini jauh lebih banyak dan agresif. Mereka bergerak dengan kecepatan tinggi, membersihkan setiap partikel asing yang mereka temukan. Tim Lira harus bergerak dalam keheningan mutlak, bersembunyi di balik gumpalan debris atau di celah-celah dinding. Beberapa kali, mereka nyaris tertangkap, lolos hanya berkat kelincahan Lira dan kemampuan Titus untuk membuat pengalihan perhatian.

Setelah beberapa siklus penyaringan Arga (ukuran waktu mereka di sana), mereka tiba di area yang lebih dalam. Di sana, mereka menemukan struktur aneh yang menyerupai sarang lebah raksasa, terbuat dari serat protein yang saling terhubung erat. Itu adalah pemukiman Limfonit.

Limfonit adalah makhluk yang berbeda dari semua yang pernah mereka temui. Mereka lebih kecil, lebih padat, dengan kulit yang sedikit transparan namun memiliki kemampuan untuk berubah warna sesuai lingkungan. Mereka memiliki banyak lengan ramping yang memungkinkan mereka bergerak dengan cepat di antara serat-serat sarang lebah. Mereka adalah ras yang sangat pendiam dan introvert, terbiasa dengan kesunyian dan bahaya konstan.

Saat tim Lira mendekat, beberapa Limfonit muncul dari sarang mereka, mata mereka yang kecil namun tajam mengamati setiap gerakan. Mereka tampak defensif dan waspada. Pemimpin mereka, seorang Limfonit tua bernama Glion, melangkah maju. Suaranya serak dan jarang terdengar, seperti bisikan angin di gua.

"Kalian penyusup," kata Glion, nada suaranya datar namun mengancam. "Apa yang kalian cari di sini, di tempat yang dilindungi dari kotoran?"

Lira dengan hati-hati menjelaskan tujuan mereka. Ia berbicara tentang Republik Argaterra, tentang kebutuhan akan Pati Energi, dan tentang keinginan untuk memahami sistem pertahanan Arga. Ia menawarkan pertukaran pengetahuan.

Glion dan Limfonit lainnya mendengarkan tanpa ekspresi. Mereka tampaknya tidak terkesan dengan gagasan Republik atau spiritualitas tentang Arga Sang Pencipta. Bagi mereka, realitas adalah perjuangan konstan melawan penyakit dan menjaga kebersihan.

"Kami menyaring," kata Glion akhirnya. "Kami membersihkan. Kami tidak butuh politik atau janji kosong. Apa yang bisa kalian tawarkan yang sepadan dengan bahaya yang kalian bawa?"

Lira tahu bahwa Limfonit adalah ras yang sangat pragmatis, didominasi oleh naluri bertahan hidup dan tugas mereka sebagai penyaring. Ia menunjukkan kepada Glion beberapa sampel Pati Energi yang dimurnikan oleh Elara. "Kami bisa memberi Anda energi murni ini. Sebagai gantinya, kami ingin belajar dari kalian. Bagaimana kalian bertahan di sini? Bagaimana kalian mengenali dan menghalau 'kotoran'?"

Glion melirik sampel itu dengan sedikit minat. "Energi... berguna. Kami memiliki Pati Energi yang disimpan, tapi tidak sekuat ini." Ia kemudian menguji sampel itu dengan hati-hati. "Dan kami tahu banyak tentang 'kotoran'," lanjutnya, "lebih dari yang bisa kalian bayangkan. Virus, bakteri, sel rusak... kami melihat semuanya."

Akhirnya, Glion setuju untuk pertukaran terbatas. Limfonit akan berbagi sebagian dari Pati Energi yang mereka simpan dan beberapa wawasan dasar tentang bagaimana mereka mengidentifikasi dan menangani patogen, sebagai imbalan atas Pati Energi murni yang diolah Pulmolites. Namun, mereka menolak tawaran bergabung dengan Republik Argaterra. Mereka lebih suka tetap tersembunyi dan tidak terlibat dalam politik ras lain.

Pertemuan dengan Limfonit adalah pengingat bahwa Argaterra adalah dunia yang sangat beragam. Tidak semua ras akan menyambut tawaran persatuan Republik dengan tangan terbuka. Beberapa, seperti Kardionit, karena arogansi, dan yang lain, seperti Limfonit, karena pragmatisme dan sifat tertutup. Namun, Lira dan timnya kembali ke Embrio dengan informasi yang sangat berharga: pengetahuan tentang sistem penyaringan Arga dan sumber Pati Energi tersembunyi yang bisa diakses jika krisis kembali terjadi. Republik Argaterra telah memperluas jaring pengetahuannya, bahkan jika mereka belum bisa memperluas jaring aliansinya.

More Chapters