Pendirian Dewan Mikro telah membawa tatanan baru bagi koloni Embrio. Glukosa terdistribusi lebih merata, pertahanan terhadap Makrofag lebih terkoordinasi, dan setiap Pulmolite merasa memiliki peran dalam keberlangsungan Argaterra. Namun, kedamaian yang baru ditemukan ini hanyalah selubung tipis di atas dinamika yang jauh lebih kompleks dan berpotensi memecah belah: konflik internal. Konflik pertama yang signifikan tidak datang dari luar, melainkan dari dalam rumah mereka sendiri—Paru-paru Arga.
Masalahnya bermula dari Oksigen Murni. Bagi Pulmolites, yang tubuhnya didesain untuk menyaring dan memanfaatkan oksigen dengan efisien, konsentrasi gas ini adalah segalanya. Area di sekitar Lembah Vena tempat Embrio berdiri secara historis kaya oksigen karena kedekatannya dengan alveoli Arga, kantung udara mikroskopis tempat pertukaran gas terjadi. Namun, seiring bertambahnya populasi dan meluasnya jaringan Jaring Pengumpul Nutrisi, kebutuhan akan oksigen juga meningkat.
Seorang Pulmolite karismatik bernama Joric mulai menyuarakan ketidakpuasan. Joric adalah seorang Pembangun yang sangat dihormati, namun juga dikenal akan sifatnya yang ambisius dan sedikit impulsif. Ia percaya bahwa Dewan Mikro terlalu berhati-hati, terlalu fokus pada konsensus, dan tidak cukup agresif dalam "mengamankan" sumber daya vital.
"Oksigen adalah napas kita, saudara-saudariku!" teriak Joric dalam salah satu pertemuan komunitas yang ramai di luar Aula Refleksi. "Kita tidak bisa hanya menunggu 'Hembusan Agung' datang dan pergi. Kita harus mengambil lebih banyak! Kita harus mengendalikan jalur oksigen!"
Joric mengusulkan sebuah proyek ambisius: membangun serangkaian "Menara Oksigen"—struktur serat protein tinggi yang akan menembus lebih jauh ke kantung-kantung udara (alveoli) Arga, tempat konsentrasi oksigen paling tinggi. Tujuannya adalah untuk "menarik" lebih banyak oksigen murni langsung ke Embrio, menjamin pasokan yang tak terbatas. Dia berargumen ini akan membuat mereka lebih mandiri dan kuat.
Dewan Mikro mendengarkan usulan Joric dengan hati-hati. Kael dan Elara menyadari potensi manfaatnya, tetapi juga risikonya. "Membangun terlalu dekat dengan alveoli bisa berbahaya," Elara memperingatkan. "Arus udara di sana lebih ganas. Kita bisa menyebabkan kerusakan pada dinding Argaterra, dan itu akan menarik perhatian Makrofag yang lebih banyak."
Joric menepis kekhawatiran itu. "Risiko adalah harga keberanian, Penasihat Elara! Apakah kita akan hidup dalam ketakutan selamanya, bergantung pada sisa-sisa yang diberikan 'Yang Maha Ada'?"
Opini di Embrio terpecah. Banyak Pulmolites muda dan yang merasa terpinggirkan oleh struktur Dewan Mikro yang baru, tertarik pada visi Joric yang menjanjikan kemandirian dan kekuatan. Mereka membentuk faksi informal yang disebut "Pemberani Alveoli". Mereka percaya bahwa ekspansi agresif adalah jalan menuju kemakmuran sejati, dan bahwa Dewan Mikro terlalu konservatif, terjebak dalam tradisi dan ketakutan.
Ketegangan memuncak ketika Joric, tanpa persetujuan penuh Dewan, menggerakkan sekelompok pengikutnya untuk mulai membangun Menara Oksigen pertama di lokasi yang dianggap Kael dan Elara terlalu berisiko—dekat dengan membran alveoli yang tipis dan rentan. Mereka bekerja siang dan malam, dengan semangat membara, mengabaikan peringatan dari Kael dan tim Pengawas.
"Ini adalah pelanggaran Hukum Penghormatan pada Argaterra!" seru Kael dalam pertemuan Dewan. "Kita telah sepakat untuk tidak merusak dunia kita!"
Namun, Joric membalas, "Kami tidak merusak! Kami memperkuat! Kami hanya mengambil apa yang tersedia untuk kehidupan kita!"
Perselisihan ini bukan hanya tentang sumber daya, tetapi juga tentang filosofi pemerintahan. Apakah Dewan Mikro akan menjadi otoritas tertinggi yang menjaga keseimbangan, ataukah individu dan kelompok berhak mengejar kepentingan mereka sendiri demi kemajuan?
Neural, sang Neuronite, yang masih sesekali mengunjungi Embrio dan diundang sebagai penasihat, memberikan pandangannya. "Grand Impulse menunjukkan bahwa keseimbangan adalah kunci. Terlalu banyak mengambil dari satu tempat, akan melemahkan tempat lain. Yang Maha Ada menciptakan siklus, bukan eksploitasi." Kata-katanya, meskipun samar, menambah bobot pada argumen Kael.
Puncak konflik terjadi saat Arga mengalami episode sesak napas ringan—sebuah "Badai Pernapasan" bagi mikro-humanoid. Aliran udara di dalam paru-paru menjadi kacau dan tak terduga. Menara Oksigen yang dibangun Joric, yang belum kokoh, mulai bergetar hebat. Beberapa bagiannya retak dan pecah, menyebabkan fragmen-fragmen kecil jatuh dan merusak beberapa sel di dinding alveoli. Kerusakan ini, meskipun mikroskopis, memicu respons cepat dari sistem kekebalan Arga.
Gelombang Makrofag, jauh lebih banyak dan agresif dari biasanya, menyerbu area sekitar Menara Oksigen. Mereka tidak hanya membersihkan fragmen yang rusak, tetapi juga menyerang tanpa pandang bulu apa pun yang mereka anggap asing atau rusak. Beberapa Pulmolites pengikut Joric yang berada di lokasi, meskipun tidak secara langsung dihantam, kini terjebak dalam zona bahaya yang dipenuhi predator putih.
Kepanikan melanda. Joric, yang melihat proyeknya ambruk dan pengikutnya dalam bahaya, membeku ketakutan. Kael, tanpa ragu, segera menggerakkan tim Pengawas dan Pembangun Dewan Mikro. "Kita harus menstabilkan area dan menyelamatkan mereka!" perintahnya.
Pulmolites yang setia pada Dewan bekerja keras, menggunakan perekat plasma untuk "menambal" retakan di dinding alveoli dan menciptakan jalan keluar bagi mereka yang terjebak. Elara memimpin upaya evakuasi, menunjukkan jalur-jalur yang relatif aman. Meskipun beberapa korban tak terhindarkan, banyak nyawa berhasil diselamatkan berkat intervensi cepat Dewan.
Peristiwa "Badai Pernapasan" dan kegagalan Menara Oksigen secara dramatis meredakan konflik. Joric dan para pengikutnya melihat dengan mata kepala sendiri konsekuensi dari tindakan sembrono mereka. Kerusakan pada Argaterra, dan ancaman yang ditimbulkannya pada kehidupan mereka sendiri, adalah pelajaran pahit.
Setelah badai mereda, Joric menemui Kael di Aula Refleksi, membungkuk dalam penyesalan. "Aku salah, Ketua Kael," katanya, suaranya lemah. "Visi saya mengaburkan penilaian saya. Saya melupakan Hukum Penghormatan pada Argaterra."
Kael mengangguk, tanpa celaan. "Kita semua belajar, Joric. Argaterra adalah rumah kita, dan keseimbangan adalah kuncinya. Kekuatan sejati bukan pada mengambil, tapi pada menjaga."
Dewan Mikro kemudian menetapkan peraturan yang lebih ketat mengenai eksplorasi dan pembangunan, terutama di area sensitif. Joric diampuni, tetapi ia diminta untuk bekerja sama dengan Elara dalam proyek-proyek pembangunan yang lebih aman dan berkelanjutan. Konflik Paru-Paru, meskipun pahit, telah memperkuat otoritas Dewan Mikro dan menegaskan prinsip keseimbangan dalam hubungan mereka dengan Argaterra. Masyarakat Embrio belajar, melalui pengalaman yang menyakitkan, bahwa harmoni dengan inang mereka adalah esensi dari keberlangsungan hidup. Ini adalah ujian pertama bagi pemerintahan mereka, dan mereka berhasil melewatinya, menjadi lebih bijaksana karenanya.