Cherreads

Chapter 34 - Melihat Dunia Lain: Pertemuan dengan Retinotes

Setelah pertempuran sengit dengan Pembawa Luka dan perdebatan internal antara faksi Konservatif dan Progresif, Republik Argaterra kembali mengalihkan pandangannya ke luar, melampaui batas-batas yang telah mereka kenal. Didorong oleh rasa ingin tahu yang tak terpadamkan dan visi Neural tentang "Grand Impulse" yang lebih besar, Kael menyetujui sebuah ekspedisi paling ambisius dan filosofis: sebuah perjalanan ke Mata Arga Sang Pencipta.

Bagi sebagian besar Pulmolites, area Mata hanyalah mitos atau konsep samar. Terletak jauh dari jalur peredaran darah utama, di perbatasan tubuh Arga, Mata adalah wilayah yang sangat unik. Dinding pembuluh darah di sana menjadi sangat tipis, nyaris transparan, memungkinkan cahaya samar dari "dunia luar" menembus masuk. Ini adalah tempat yang diselimuti misteri dan dianggap sebagai "gerbang" ke realitas yang tak terbayangkan.

Neural, sang Neuronite, menjadi pemandu spiritual dan sensorik utama dalam ekspedisi ini. Ia telah merasakan getaran cahaya yang aneh dalam impuls Arga, dan ia yakin ada sesuatu yang luar biasa di sana. Ia didampingi oleh Lira, yang memimpin tim Penjelajah dan Pembaca Impuls Neuronites lainnya. Elara membekali mereka dengan perangkat pengumpul sampel khusus yang mampu menangkap partikel cahaya paling halus, berharap bisa memahami fenomena yang begitu asing.

Perjalanan ke Mata adalah sebuah odisei melalui jaringan kapiler yang sangat halus dan terpencil, di mana arus Pati Energi sangat lambat dan lingkungan terasa berbeda. Semakin dalam mereka melangkah, semakin terang suasana di sekitar mereka, bukan cahaya yang familiar dari Batu Dunia, melainkan cahaya yang terasa dingin dan menyilaukan. Pulmolites, yang terbiasa hidup dalam kegelapan relatif di dalam vena, harus menyesuaikan diri dengan intensitas cahaya yang belum pernah mereka alami. Beberapa bahkan merasa pusing dan disorientasi.

Akhirnya, mereka tiba di tujuan. Di sana, mereka menemukan dunia yang benar-benar asing. Dinding pembuluh darah menjadi membran yang sangat tipis dan elastis, yang beriak dan bergetar setiap kali ada perubahan intensitas cahaya dari luar. Cahaya itu sendiri masuk dalam berbagai spektrum, membentuk pola dan warna yang tidak dikenal. Di permukaan membran tipis itu, bergeraklah makhluk-makhluk yang nyaris tak terlihat: Retinotes.

Retinotes adalah ras mikro-humanoid yang paling halus yang pernah mereka temui. Tubuh mereka hampir seluruhnya transparan, memungkinkan cahaya untuk menembus mereka tanpa hambatan. Mereka memiliki struktur seperti antena yang sangat peka terhadap cahaya dan warna. Mereka bergerak dengan meluncur lembut di permukaan membran, menyerap energi dari cahaya itu sendiri.

Pemimpin Retinotes, seorang tetua bernama Lumen, mendekat dengan hati-hati. Suaranya terdengar seperti gemerisik cahaya, sangat pelan dan nyaris tak terdengar. "Penyusup," bisik Lumen, matanya yang besar dan hitam memancarkan kilau. "Kalian datang dari kegelapan. Apa yang kalian cari di sini, di Cahaya?"

Lira menjelaskan bahwa mereka adalah utusan dari Republik Argaterra, yang ingin memahami seluruh Argaterra dan mencari pengetahuan. Ia menunjuk Neural, yang kehadirannya tampaknya menenangkan Retinotes, karena mereka adalah sesama makhluk yang berinteraksi dengan impuls dan sensasi.

Neural melangkah maju, memancarkan getaran hormat. "Kami merasakan Cahaya ini dalam 'Grand Impulse' Arga. Kami ingin memahami 'dunia luar' yang kalian lihat."

Lumen merenung sejenak, lalu menunjuk ke luar melalui membran yang tipis. "Di luar Arga... ada 'Dunia Besar'. Ada 'Sumber Cahaya Agung' yang tak terbayangkan. Ia bersinar dan menghangatkan Arga Sang Pencipta. Dan ada 'Bayangan Bergerak' yang seringkali menghalangi Cahaya itu."

Melalui Retinotes, Pulmolites dan Neuronites mendapatkan wawasan yang mengejutkan. Retinotes menjelaskan bahwa "Bayangan Bergerak" itu adalah jari-jari atau tangan dari makhluk yang jauh lebih besar yang ada di luar Arga. Mereka juga menjelaskan fenomena "Warna yang Berubah" (pakaian atau objek lain) dan "Cahaya yang Berkedip" (lampu buatan).

Neural, dengan kemampuannya menyatukan informasi sensorik, mulai membentuk gambaran yang lebih koheren. "Arga Sang Pencipta... Dia hidup di dalam 'Dunia Besar' ini. Kita adalah bagian dari dirinya, dan dia adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih luas," katanya, suaranya dipenuhi kekaguman yang mendalam. Penemuan ini mengguncang keyakinan lama mereka tentang Arga sebagai satu-satunya "Yang Maha Ada". Arga kini dipahami sebagai sebuah wadah di dalam kosmos yang lebih luas.

Retinotes sendiri tidak tertarik pada Pati Energi atau politik antar-ras. Mereka hidup dari energi cahaya dan menjaga "Keseimbangan Cahaya" di wilayah mereka. Mereka adalah makhluk yang pasif, tetapi mereka bersedia berbagi pengetahuan tentang dunia luar yang mereka amati, asalkan Pulmolites tidak mengganggu lingkungan mereka yang sensitif.

Lira kembali ke Embrio dengan informasi yang mengubah segalanya. Pemahaman tentang Arga Sang Pencipta kini meluas melampaui batas-batas tubuh-Nya. Republik Argaterra tidak lagi hanya menjadi sebuah peradaban di dalam inang, melainkan sebuah entitas yang sadar akan keberadaannya dalam sebuah sistem yang jauh lebih besar. Pertemuan dengan Retinotes membuka mata dan pikiran mereka terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, sekaligus menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang mendalam tentang tujuan mereka di alam semesta yang begitu luas ini.

More Chapters