Kemenangan pahit atas Pembawa Luka telah mengukuhkan nama Republik Argaterra di antara peradaban mikro-humanoid lainnya. Namun, di balik seragam persatuan yang baru terbentuk, mulai muncul retakan dalam bentuk perbedaan ideologis. Keamanan yang relatif dan kelimpahan Pati Energi yang mulai pulih memungkinkan para Pulmolites untuk merenungkan lebih dalam tentang masa depan mereka di dalam Arga Sang Pencipta. Dua faksi utama mulai terbentuk, saling tarik ulur dalam memengaruhi arah Republik.
Faksi pertama adalah "Konservatif". Dipimpin oleh para tetua Pulmolites yang bijaksana dan berhati-hati, yang telah mengalami banyak krisis sebelum Republik terbentuk, mereka berpendapat bahwa fokus utama harus tetap pada perlindungan diri dan penguatan Lembah Vena yang adalah rumah mereka. Mereka melihat invasi Pembawa Luka sebagai peringatan serius dan percaya bahwa setiap ekspansi atau interaksi berlebihan dengan ras lain hanya akan membawa risiko baru.
"Kita harus belajar dari masa lalu," kata seorang tetua berpengaruh bernama Vorax dalam sebuah pertemuan Dewan Agung. Suaranya, meskipun lembut, memiliki bobot pengalaman. "Kita telah membangun tempat aman ini dengan susah payah. Mengapa kita harus mengejar yang tidak perlu? Kita harus memperkuat dinding kita, mengumpulkan Pati Energi, dan berhati-hati dengan makhluk asing."
Mereka menganjurkan pendekatan yang lebih lambat dalam diplomasi dengan Kardionit, fokus pada pertahanan Benteng Denyut, dan memprioritaskan penyimpanan Pati Energi. Beberapa anggota faksi ini diam-diam khawatir bahwa ekspansi yang cepat akan menguras sumber daya Republik dan membuat mereka terlalu rentan. Mereka menghargai stabilitas dan tradisi di atas ambisi.
Di sisi lain adalah faksi "Progresif". Dipimpin oleh tokoh-tokoh muda yang energik seperti Lira dan Joric, dan didukung secara intelektual oleh Neural, mereka percaya bahwa masa depan Republik terletak pada eksplorasi, inovasi, dan integrasi penuh dengan semua ras Argaterra. Mereka berargumen bahwa stagnasi adalah bentuk lain dari kehancuran.
"Kita tidak bisa bersembunyi dari dunia!" seru Lira, dengan semangat petualang yang membara. "Invasi Pembawa Luka membuktikan bahwa ancaman bisa datang dari mana saja. Cara terbaik untuk bertahan adalah dengan memahami seluruh Argaterra, menjalin aliansi, dan mengembangkan kemampuan kita di setiap bidang."
Joric menimpali, "Kita harus membangun lebih banyak jalur, lebih banyak pos, dan mempelajari lebih banyak wilayah. Semakin luas jaringan kita, semakin banyak sumber daya yang bisa kita akses, dan semakin cepat kita bisa merespons ancaman."
Neural menambahkan dari perspektif ilmiah dan spiritual, "Argaterra adalah organisme yang luas. Memahami hanya sebagian darinya sama dengan memahami sedikit tentang Arga Sang Pencipta. Kita harus menjajaki setiap 'neuron' dan setiap 'pembuluh darah' untuk mencapai pemahaman yang lebih tinggi dan keberadaan yang lebih harmonis."
Konflik ideologis ini tidak melibatkan kekerasan, tetapi perdebatan sengit di dalam Dewan Agung dan di forum-forum publik. Faksi Progresif sering menuding Konservatif sebagai "penakut" dan "terlalu lambat," sementara Konservatif menuduh Progresif sebagai "sembrono" dan "mengambil risiko yang tidak perlu."
Kael, sebagai Ketua Dewan, harus menjadi penyeimbang di antara kedua faksi ini. Ia menghargai kebijaksanaan para Konservatif dalam kehati-hatian, tetapi ia juga melihat visi Progresif untuk masa depan Republik. Ia sering mengadakan pertemuan tertutup dengan para pemimpin kedua faksi, mencoba mencari titik temu dan kompromi.
Elara, sang ilmuwan, meskipun secara pribadi cenderung pada kehati-hatian Konservatif dalam penelitian, perannya yang murni logis membuatnya netral dalam debat politik. Ia fokus pada fakta dan data, yang seringkali menjadi penengah dalam argumen yang terlalu emosional. Ia bisa menunjukkan risiko atau potensi dari setiap usulan dengan dasar ilmiah.
Bahkan Rilith, sang Nabi, menghadapi tantangan dalam menyatukan kedua pandangan. Ia berbicara tentang pentingnya keseimbangan, tentang bagaimana Arga Sang Pencipta sendiri memiliki siklus aktivitas dan istirahat. Ia mencoba mengingatkan semua Pulmolites bahwa tujuan utama mereka adalah kesejahteraan kolektif di bawah naungan Arga, terlepas dari metode yang dipilih.
Pergulatan ideologis ini memengaruhi setiap keputusan penting:
* Alokasi Sumber Daya: Apakah lebih banyak Pati Energi dialokasikan untuk pertahanan Lembah Vena atau untuk ekspedisi baru?
* Hubungan Antar-ras: Seberapa jauh mereka harus mencoba menjalin hubungan dengan Kardionit yang arogan atau Limfonit yang tertutup?
* Prioritas Penelitian: Apakah fokus pada pertahanan terhadap "Kegelapan yang Menggerogoti" dan virus, atau pada teknologi untuk eksplorasi lebih lanjut?
Meskipun perselisihan, adanya debat ini sebenarnya adalah tanda kematangan Republik Argaterra. Itu menunjukkan bahwa mereka tidak lagi hanya berjuang untuk bertahan hidup, tetapi telah mencapai tingkat peradaban di mana mereka bisa memikirkan arah dan tujuan yang lebih besar. Pergulatan ideologis ini akan membentuk karakter Republik di masa depan, menentukan apakah mereka akan menjadi peradaban yang berani mengambil risiko untuk maju, atau yang konservatif dan bertahan dengan hati-hati dalam batas-batas yang aman.