Setelah penetapan nama Argaterra dan pembentukan Dewan Embrio, koloni Pulmolites di "Lembah Vena" dekat paru-paru mulai mengorganisasi diri dengan efisiensi yang semakin meningkat. Kael, didukung oleh kebijaksanaan Elara dan keberanian Lira, memimpin pembangunan sebuah masyarakat yang lebih terstruktur. Namun, di antara semua upaya itu, pertanyaan mendasar yang selalu muncul di setiap peradaban adalah: bagaimana mereka akan memberi makan diri mereka sendiri, dan bagaimana sumber daya akan didistribusikan?
Sebelumnya, pengambilan nutrisi adalah urusan individual atau kelompok kecil, di mana setiap Pulmolite akan "menggigit" gumpalan glukosa yang mereka temukan. Namun, dengan populasi yang kini mencapai ribuan jiwa dalam beberapa siklus pencernaan Arga (setara dengan beberapa minggu manusia), metode itu tidak lagi efisien. Dewan Embrio menyadari kebutuhan akan sistem yang lebih terpusat.
Di bawah bimbingan Kael dan Elara, para Pembangun mulai menciptakan "Jaring Pengumpul Nutrisi" yang lebih besar. Ini adalah struktur rumit yang terbuat dari serat protein yang dipintal dan direkatkan dengan sekresi khusus. Jaring-jaring ini ditempatkan di jalur-jalur arus darah yang lebih lambat, di mana partikel-partikel glukosa dan lipid cenderung mengendap. Fungsi jaring ini adalah untuk "menjebak" nutrisi, mirip dengan jaring ikan, dan kemudian para Pulmolites dapat dengan aman memanennya. Glukosa yang terkumpul kemudian dibawa ke "Gudang Pusat"—sebuah rongga yang dibuat dengan meluaskan celah di dinding pembuluh, yang dilapisi agar glukosa tidak hanyut.
Ini adalah awal dari ekonomi komunal Argaterra. Glukosa yang terkumpul di Gudang Pusat kemudian didistribusikan secara adil ke seluruh anggota Embrio, berdasarkan kebutuhan. Ada "Penjaga Gudang" yang ditunjuk untuk memastikan distribusi yang merata. Sistem ini mengurangi kompetisi dan memungkinkan setiap Pulmolite untuk mendapatkan energi yang cukup untuk bertahan hidup dan berkontribusi pada masyarakat. Glukosa murni, yang mereka sebut "Cahaya Kehidupan", adalah mata uang universal mereka.
Namun, tidak semua nutrisi sama. Lira, dalam salah satu perjalanan penjelajahannya, menemukan sumber energi lain: "Kristal Lemak", butiran-butiran lipid yang lebih padat dan lebih sulit dipecah, namun memberikan energi yang lebih tahan lama. Hepatari, yang telah dia temui, tampaknya memiliki kemampuan alami untuk mengolah ini.
Mengingat pertemuannya dengan Neuronites dan Hepatari, Kael mulai menyadari bahwa Embrio tidak bisa hidup terisolasi. Setiap ras, tampaknya, memiliki spesialisasi dan akses ke sumber daya atau teknologi yang berbeda. Hepatari di "Cekungan Hati" (tempat hati Arga berada) dikenal memiliki kemampuan memproses toksin menjadi materi keras dan mengolah Kristal Lemak dengan efisien. Neuronites di "Jaringan Saraf" (sistem saraf Arga) memiliki akses ke "Grand Impulse" dan potensi untuk memahami "Suara dari Langit" lebih dalam.
Ini adalah benih pertama dari sistem perdagangan antar-ras. Kael mengusulkan ekspedisi dagang formal. "Kita memiliki oksigen murni dan pengetahuan tentang arus," kata Kael kepada Dewan Embrio. "Mereka memiliki kekuatan dan kemampuan mengolah Kristal Lemak. Kita bisa bertukar."
Meskipun ide ini disambut dengan keraguan dan ketakutan akan dunia luar, kebutuhan akan diversifikasi sumber daya mendorong mereka. Lira, dengan pengalaman dan keberaniannya, ditugaskan untuk memimpin ekspedisi pertama ke Cekungan Hati, wilayah Hepatari. Ia ditemani oleh beberapa Pulmolites muda yang kuat dan berani, yang dijuluki "Pembawa Cahaya" karena tugas mereka membawa sampel Cahaya Kehidupan.
Perjalanan itu sangat berbahaya. Mereka harus menempel pada sel darah merah yang lebih besar, mengubahnya menjadi "kapal layar" darurat yang dibawa arus darah yang terkadang ganas. Mereka melewati "terusan" pembuluh darah sempit dan "lautan" organ yang tidak dikenal. Makrofag adalah ancaman konstan, memaksa mereka untuk bersembunyi atau mengubah jalur.
Setelah beberapa siklus detak jantung Arga (setara dengan hari-hari penuh ketegangan), mereka akhirnya tiba di Cekungan Hati. Pemandangannya sangat berbeda dari Lembah Vena yang lembut. Lingkungan Hepatari lebih padat, berwarna kemerahan gelap, dengan struktur-struktur kokoh yang dibangun dari materi yang diolah secara kimiawi. Udara terasa lebih berat, dipenuhi bau-bauan kimiawi yang asing.
Mereka disambut dengan kecurigaan oleh para Hepatari. Pemimpin mereka, seorang Hepatari tua bernama Garon, memiliki tubuh yang kekar dan ekspresi yang tegas. Garon adalah seorang yang konservatif dan sangat melindungi sumber daya klannya.
"Mengapa kalian datang ke sini, makhluk-makhluk angin?" tanya Garon, suaranya berat dan bergetar. "Apakah kalian membawa penyakit dari wilayah kalian?"
Lira, dengan keberanian yang teguh, menjelaskan tujuan mereka. "Kami adalah Pulmolites dari Embrio, di Lembah Vena. Kami datang dalam damai, mencari pertukaran. Kami memiliki Cahaya Kehidupan yang melimpah dari udara, dan kami melihat kalian memiliki Kristal Lemak. Kami menawarkan pertukaran."
Garon mempertimbangkan tawaran itu. Klan Hepatari, yang dikenal sebagai Klan Pengolah, memang memiliki Kristal Lemak yang berlimpah, tetapi mereka kekurangan akses mudah ke oksigen murni yang bisa digunakan untuk beberapa proses pengolahan yang lebih efisien. Mereka juga memiliki kelebihan materi bangunan yang telah diolah.
Setelah negosiasi yang tegang, yang berlangsung selama beberapa ketukan Arga, kesepakatan tercapai. Pulmolites akan menyediakan konsentrat Cahaya Kehidupan yang telah mereka murnikan, dan sebagai gantinya, Hepatari akan menyediakan Kristal Lemak dan materi bangunan yang diolah. Ini adalah transaksi perdagangan pertama di Argaterra, yang membuka jalan bagi hubungan antar-ras yang lebih kompleks.
Lira kembali ke Embrio dengan Kristal Lemak dan membawa serta cerita-cerita tentang teknologi Hepatari dan kekokohan mereka. Ini memperkaya pemahaman Pulmolites tentang dunia dan mengukuhkan pentingnya perdagangan sebagai jalur menuju kemakmuran dan saling pengertian di Argaterra. Sistem nutrisi mereka kini tidak hanya tentang panen, tetapi juga tentang hubungan dengan dunia luar, sebuah langkah besar menuju peradaban yang benar-benar berinteraksi.