Di kedalaman Sumsum Tulang, di dalam ruang suci yang hanya diterangi oleh cahaya redup mineral organik, tim dari Republik Argaterra berdiri di hadapan Arsip Darah Medullites. Ini bukanlah arsip getaran yang rapi dan terstruktur seperti milik mereka di Lembah Vena, melainkan sebuah jaring kompleks dari getaran primordial yang terukir di dinding-dinding tulang dan kristal mineral. Di sinilah tersembunyi memori Arga Sang Pencipta yang paling kuno, jauh sebelum Pulmolites ada.
Ossean, Penjaga Memori Darah yang tua, memimpin mereka. "Masuklah, Darah Muda," getarannya bergema perlahan. "Di sini, waktu bergerak berbeda. Apa yang bagi kalian adalah ribuan siklus kepunahan, bagi Arga hanya seperti beberapa denyutan jantung yang terganggu."
Saat mereka masuk lebih dalam, Neural adalah yang paling merasakan intensitas Arsip. Ia seperti seorang konduktor yang merasakan simfoni kehidupan Arga dari masa ke masa. Dengan setiap langkah, ia tidak hanya melihat data, tetapi merasakan emosi dan peristiwa dari zaman yang telah lama berlalu. Ia melihat peradaban Creatores yang agung, kejatuhan mereka yang tragis, dan periode "tidur" Arga yang panjang, yang bagi Arga mungkin hanya seperti beberapa minggu demam setelah infeksi parah.
Elara segera memulai tugasnya, mencoba mengurai pola-pola getaran yang rumit. Dengan bantuan Medullites yang memproyeksikan beberapa fragmen memori kunci, mereka mulai memahami:
* Identitas Sejati Sistites: Sistites ternyata adalah sebuah "infeksi sadar" yang berevolusi. Mereka tidak lahir sebagai parasit jahat, melainkan sebagai ras pemulung yang sangat efisien dalam membersihkan sel-sel mati dan limbah. Namun, dalam prosesnya, mereka mengembangkan ideologi radikal: bahwa Arga akan lebih "murni" dan "sempurna" jika bebas dari semua bentuk kehidupan mikro-humanoid lain yang mereka anggap sebagai "ketidaksempurnaan" atau "penyakit". Mereka melihat diri mereka sebagai "Antibodi Primordial" yang bertugas membersihkan inang mereka dari segala bentuk kehidupan mikroskopis yang tidak diinginkan. Jumlah mereka sangatlah besar, menyebar luas hampir di setiap sudut yang dapat mereka akses.
* Kelemahan Tersembunyi Sistites: Sebuah Kunci yang Sulit Diputar: Arsip Darah memang mengungkapkan beberapa kelemahan Sistites, tetapi jauh dari kata mudah untuk dieksploitasi.
* Ketergantungan Kolektif: Sistem saraf mereka sangat terhubung, seperti satu pikiran besar. Jika jaringan komunikasi mereka terganggu secara drastis, tidak hanya satu individu yang terpengaruh, tetapi seluruh unit, bahkan mungkin seluruh populasi. Namun, untuk benar-benar mengganggu konektivitas mereka dalam skala besar, dibutuhkan energi dan presisi yang luar biasa, sulit dicapai di medan perang yang kacau.
* Resistansi yang Membebani: Adaptasi cepat mereka memang mengonsumsi Pati Energi dalam jumlah besar. Jika mereka dipaksa untuk beradaptasi secara terus-menerus terhadap berbagai jenis serangan atau lingkungan yang berubah-ubah, mereka bisa kehabisan Pati Energi dan menjadi rentan. Tapi, jumlah mereka yang luar biasa banyak berarti mereka memiliki cadangan Pati Energi kolektif yang hampir tak terbatas, memungkinkan mereka menoleransi kerugian dan terus beradaptasi selama periode yang sangat panjang. Ini adalah strategi perang gesekan.
* "Simpul Disfungsi" (The Glitch): Yang paling penting, Arsip Darah menunjukkan adanya "simpul disfungsi" atau "The Glitch"—sebuah frekuensi getaran atau senyawa kimia tertentu yang, jika disuntikkan atau dipancarkan dalam jumlah besar ke area sensitif Sistites (misalnya, pusat kendali populasi mereka atau kluster inti), dapat memicu malfungsi dalam reorganisasi seluler mereka, menyebabkan mereka beradaptasi dengan cara yang merugikan diri sendiri atau bahkan menjadi tidak stabil dan meledak. Ini adalah kunci yang digunakan peradaban kuno untuk menidurkan Sistites ribuan siklus yang lalu. Namun, mencapai "kluster inti" Sistites adalah misi bunuh diri, karena mereka sangat terlindungi di kedalaman wilayah mereka. Ini adalah kunci yang sangat kuat, tetapi tersimpan di balik tembok pertahanan yang tak terbayangkan.
Lira mencatat setiap detail strategis, tetapi wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Informasi ini berharga," katanya, "tapi implementasinya... kita seperti mencari jarum di tumpukan jerami yang sedang bergerak dan menyerang kita."
Titus dan para pejuang yang bersamanya mengangguk. Mereka telah melihat betapa banyak Sistites di garis depan. Ide mengacaukan mereka terdengar bagus, tetapi bagaimana melakukannya di tengah lautan musuh?
Elara segera memformulasikan rencana aksi. Ia harus mengembangkan cara untuk memproduksi "Senyawa Disfungsi" ini dalam skala besar, atau cara untuk memancarkan "Frekuensi Disfungsi" secara terarah. Ini akan membutuhkan bahan langka dan teknologi canggih yang mungkin hanya bisa disediakan oleh Hepatari atau ras kuno lainnya. Tantangan terbesar adalah bagaimana mengirimkan atau menyebarkan alat ini secara efektif tanpa dihancurkan oleh gelombang Sistites yang tak ada habisnya.
Neural juga menemukan wawasan tentang bagaimana Sistites ditidurkan di masa lalu. Ternyata, Arga Sang Pencipta sendiri, meskipun tidak sadar, memainkan peran. Ketika Sistites mencapai puncak kekuatannya dan mulai sangat merusak Arga, Arga merespons dengan memicu gelombang kekebalan masif dan mengisolasi area yang terinfeksi secara biologis, menjebak Sistites dalam kantung-kantong dormansi. Ini menjelaskan mengapa ada getaran kuno yang kini aktif kembali; Arga mungkin mulai merasakan sisa-sisa Sistites yang terbangun dan secara naluriah bereaksi.
"Arga tidak melawan kita," kata Neural, cahaya di tubuhnya semakin terang. "Arga sedang mencoba melindungi dirinya. Kita harus bekerja selaras dengan kehendak Arga, bukan melawannya. Tapi Arga sendiri butuh waktu lama untuk bereaksi, dalam skala waktu kita itu artinya butuh ribuan siklus."
Ossean mengangguk. "Itulah pelajaran yang tidak dipelajari oleh para Creatores. Mereka mencoba melawan Arga. Kalian, Darah Muda, harus belajar untuk bergerak bersama Arga, namun kalian hidup terlalu cepat untuk menunggu Arga bertindak."
Dengan pengetahuan dari Arsip Darah, misi diplomatik ini bukan hanya tentang mendapatkan sekutu, melainkan juga tentang mendapatkan kunci yang sangat sulit diakses. Republik Argaterra telah menemukan senjata paling ampuh mereka: pengetahuan kuno tentang musuh, dan pemahaman yang lebih dalam tentang inang mereka, Arga Sang Pencipta.
Perjalanan pulang dari Sumsum Tulang terasa lebih berat daripada sebelumnya. Mereka kini memiliki peta jalan menuju kemenangan, namun implementasinya akan membutuhkan koordinasi yang sempurna, pengorbanan yang sangat besar, dan kemampuan untuk menemukan cara mencapai inti Sistites yang tersembunyi jauh di dalam tubuh Arga, di tengah lautan musuh yang tak terhitung jumlahnya. Perang belum berakhir, dan ini akan menjadi perang gesekan yang sangat panjang.