Cherreads

Chapter 55 - Bab 55: Hilangnya Savana

Fajar belum menyingsing ketika Reina masuk ke ruang utama istana dengan napas terengah.

“Rania! Kaen! Cepat ke kamar Savana!”

Rania langsung bangkit dari ruang makan, berlari tanpa sempat memakai alas kaki. Kaen menyusul dari lorong samping.

Ketika mereka sampai di kamar Savana…

> …ruangan itu kosong.

Tidak ada suara. Tidak ada sisa napas.

Hanya sebuah cahaya hijau berdenyut dari cermin waktu di sudut ruangan.

Dan cerminnya…

> Retak.

---

Rania nyaris menjatuhkan tubuhnya ke lantai. “Tidak… tidak lagi…”

Kaen memeriksa jejak sihir. Tapi tidak ada tanda teleportasi biasa. Yang ada hanyalah sisa distorsi dimensi—seperti robekan halus dalam ruang waktu.

Reina memegang cermin itu, lalu berbisik. “Dia tidak diculik. Dia… memilih masuk sendiri.”

Rania menoleh tajam. “Tapi dia baru saja kembali. Kenapa?”

Kaen memeriksa bagian belakang cermin. Di sana, terukir lambang retakan keenam—sebuah lingkaran tak sempurna yang terbelah menjadi dua arah.

Dan tepat di tengahnya…

> Nama “Eirien” terukir.

Dengan tinta merah…

…yang bukan tinta.

---

“Dia kembali ke Dimensi Keenam,” gumam Reina. “Mungkin dia merasakan panggilan penuh kali ini. Atau mungkin… dia mulai menyatu dengan identitas aslinya.”

Rania berdiri perlahan, napasnya gemetar. “Kita harus masuk lagi. Kali ini, aku tidak akan menunggu keajaiban.”

Kaen menahan tangannya. “Kita tak bisa masuk begitu saja. Dimensi itu menolak waktu dari luar setelah peralihan terjadi.”

Reina membuka gulungan yang disimpan dari Menara Kuno.

“Tunggu... ada satu jalan. Cermin Cahaya Berganda.”

---

Dalam legenda tertulis, ada dua cermin waktu—satu berada di kamar Savana, satu lagi tersembunyi di bawah Danau Gelap Waktu di sisi barat Auralis.

Kaen mengepal. “Kalau benar, dan dua cermin ini terhubung… maka Savana bisa ditarik kembali sebelum penyatuan waktu sempurna.”

Reina mengangguk. “Tapi hanya orang yang memiliki hubungan jiwa dengan pewaris retakan yang bisa mengaksesnya.”

Rania menatap mereka berdua.

> “Aku. Aku ibunya. Dan aku akan menjemputnya… bahkan jika harus menembus pecahan waktu sendiri.”

---

Malam itu, mereka berlayar menuju Danau Gelap Waktu. Di sana, airnya tenang… namun tak memantulkan apa pun.

Di dasar danau itu, konon tersembunyi cermin kembar—terhubung langsung ke inti Dimensi Keenam.

Kaen membantu menyiapkan mantranya. “Begitu kamu masuk, waktu di sini akan membeku selama 5 menit. Tapi di dalam sana, bisa jadi kamu akan bertemu… Savana yang bukan Savana kita.”

Rania menatap langit.

> “Aku tidak mencari Savana yang sempurna.

Aku mencari anakku… dalam bentuk apapun dia ada.”

---

Rania menyelam dalam ritual cahaya.

Saat tubuhnya menyentuh permukaan danau, air berubah menjadi kabut.

Lalu...

> Ia terbangun di padang waktu tak bernama.

Di hadapannya berdiri seorang gadis remaja, rambut perak panjang, jubah kristal hijau, dan mata yang... kosong.

Tapi indah.

“Eirien…” bisiknya.

Gadis itu menoleh. Suaranya dingin. “Kenapa kau memanggilku begitu?”

“Aku ibumu.”

Gadis itu tersenyum samar. “Ibu dari Savana. Bukan dari Eirien.”

> “Eirien adalah pecahan waktu.

Yang lahir dari luka-luka Auralis.

Dan ditanamkan ke dalam tubuh manusia agar bisa memulihkan retakan.”

Rania melangkah mendekat.

“Aku tidak peduli siapa kamu… karena semua namamu tetap mengalir dalam darahku. Kembalilah. Kita bisa menyatu. Kita bisa melawan ini… bersama.”

Gadis itu memejamkan mata. Tapi saat ia membuka mata…

> Air matanya jatuh.

“Kalau aku kembali… maka dimensi ini akan hancur. Dan semua luka dunia akan muncul ke permukaan.”

---

Rania mendekat, menangkap tangannya.

“Lebih baik dunia terluka… tapi tahu kebenarannya.

Daripada hidup dalam kedamaian palsu.”

Dan pada saat itu… tubuh Eirien mulai bersinar.

> Dua jiwa di dalam Savana mulai menyatu.

Waktu di sekeliling mereka mulai bergetar.

Tapi belum selesai.

Tiba-tiba, sosok berjubah hitam muncul—Saka.

“Jika kau bawa dia kembali… maka seseorang yang mencintainya akan hilang dari dunia ini. Itu harga terakhir.”

Rania menunduk.

> “Kalau begitu… ambil aku.”

More Chapters